BOGOR – Ketua Umum Gerakan Mahasiswa (Gema) NTT Bogor Raya, Richard, menyatakan dukungan penuh terhadap Garda Baku dan Jaga (Bajaga), sebuah gerakan inovatif untuk melawan perdagangan manusia di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang digagas oleh Fransiscus Go, tokoh NTT. Richard menilai gerakan ini sebagai upaya penting dan preventif dalam menghadapi tantangan perdagangan orang di wilayah tersebut.
Mengutip pernyataannya pada hari Minggu (27/8/2023), Richard menekankan bahwa melawan perdagangan orang adalah tanggung jawab setiap individu dan pemerintah untuk menjaga martabat dan hak asasi manusia. Menurutnya, Human Trafficking merupakan kejahatan serius yang berdampak luas baik secara fisik maupun psikis.
Richard menjelaskan bahwa ide Garda Bajaga muncul dari keprihatinan Fransiscus Go terhadap praktik perdagangan orang.
“Fransiscus Go, dengan latar belakangnya sebagai praktisi hukum dan pemerhati ketenagakerjaan, melihat perlunya sebuah wadah yang dapat secara efektif memerangi fenomena ini,” ujarnya.
Langkah-langkah yang diambil oleh Garda Bajaga, menurut Richard, sangat berdampak dalam memerangi kejahatan ini dan melindungi masyarakat dari tipuan mafia TPPO. Dia berharap agar gerakan ini tetap konsisten dan berkomitmen dalam melawan semua bentuk perdagangan orang.
Richard menambahkan, Garda Bajaga memiliki peran penting dalam koordinasi pencegahan perdagangan manusia di tingkat desa, membantu membatasi gerak pelaku TPPO dalam mencari korban.
“Ini adalah simbol kepedulian terhadap warga NTT yang menjadi korban perdagangan orang,” kata Richard.
Menurutnya, pencegahan human trafficking adalah tugas bersama yang melibatkan pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat. Richard juga menyerukan agar pemerintah Provinsi NTT merespon cepat gagasan seperti Garda Bajaga.
Dengan Garda Bajaga, Richard meyakini bahwa perlindungan masyarakat, terutama yang rentan, menjadi prioritas. Gerakan ini dianggap sebagai instrumen penting dan efektif dalam mencegah dan menangani perdagangan manusia di NTT. (KENDAL1)
Sumber: kosadata.com