Tokoh asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Ir. Fransiscus Go, mengingatkan generasi muda agar tidak hanya mengenang Sumpah Pemuda sebagai peristiwa sejarah, tetapi menjadikannya semangat hidup untuk berkontribusi nyata bagi bangsa. Menurutnya, semangat pemuda masa kini seharusnya tercermin dalam aksi, kolaborasi, dan karya yang berdampak.
Dalam pernyataannya, Fransiscus Go menegaskan bahwa nilai Sumpah Pemuda bukan sekadar simbol persatuan, tetapi juga panggilan moral untuk membangun Indonesia dengan hati dan tanggung jawab. “Kita tidak cukup hanya bangga menjadi Indonesia. Kita harus bertindak, berinovasi, dan bekerja sama lintas daerah, suku, dan agama untuk kemajuan bersama,” ujarnya.
Ia menilai bahwa generasi muda saat ini memiliki peluang yang jauh lebih besar dibandingkan masa lalu. Dengan kemajuan teknologi dan akses informasi yang luas, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang membawa ide-ide segar untuk menjawab tantangan zaman. “Dulu perjuangan dilakukan dengan bambu runcing, sekarang dengan gagasan dan aksi nyata,” tambahnya.
Sebagai tokoh yang aktif mendorong pemberdayaan UMKM dan kolaborasi lintas sektor, Fransiscus Go pentingnya membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis solidaritas. Menurutnya, semangat persatuan yang diikrarkan para pemuda pada tahun 1928 harus diwujudkan dalam bentuk gotong royong ekonomi masa kini.
“Jika pada masa lalu Sumpah Pemuda mempersatukan bangsa secara ideologis, maka kini kita perlu Sumpah Pemuda dalam bidang ekonomi dan kemanusiaan — saling bantu, saling mendukung, dan saling tumbuh,” jelas Fransiscus Go.
Ia juga mengajak anak muda Indonesia Timur untuk tidak minder dan tetap percaya diri bersaing di kancah nasional. “Jangan pernah berpikir daerah adalah batas. Banyak tokoh besar lahir dari pelosok negeri. Yang penting adalah karakter, kerja keras, dan niat baik untuk memberi manfaat,” katanya.
Lebih lanjut, Fransiscus Go mengajak para pemuda untuk menanamkan nilai integritas dalam setiap langkah. Ia menegaskan bahwa bangsa besar dibangun bukan hanya oleh orang pintar, tetapi oleh orang jujur dan pemimpin yang berjiwa. “Sumpah Pemuda hari ini bukan hanya tentang bersatu, tapi juga tentang menjadi teladan,” tuturnya.
Ia berharap momentum peringatan Sumpah Pemuda dapat menjadi refleksi bersama bagi masyarakat Indonesia untuk memperkuat semangat nasionalisme di tengah arus globalisasi. Fransiscus menilai bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu menjaga identitasnya sambil terbuka terhadap perubahan.
Menutup pesannya, Fransiscus Go mengajak seluruh generasi muda untuk menyalakan kembali semangat 1928 dalam bentuk nyata. “Mari kita hidupkan Sumpah Pemuda melalui karya, solidaritas, dan inovasi. Karena masa depan Indonesia ditentukan oleh apa yang kita lakukan hari ini,” tutupnya.





