Hari Ibu 2025 menjadi momentum refleksi mendalam tentang peran ibu dalam menjaga kehidupan, keluarga, dan nilai-nilai kemanusiaan. Pada peringatan tahun ini, ungkapan sederhana namun penuh makna dari Fransiscus Go, “Terima kasih telah menjaga hidup, bahkan ketika hal tersebut tidak pernah diminta,” menjadi pengingat kuat akan pengorbanan seorang ibu yang sering luput dari sorotan.
Ibu adalah sosok pertama yang hadir dalam kehidupan manusia, bahkan sebelum seorang anak mampu mengenal dunia. Sejak awal kehidupan, seorang ibu telah memberikan perlindungan, kasih sayang, dan perhatian tanpa syarat. Pengorbanan tersebut kerap berlangsung dalam diam, tanpa tuntutan untuk diakui atau dibalas.
Dalam keseharian, peran ibu sering kali terlihat biasa, namun sejatinya luar biasa. Ibu menjaga kehidupan melalui hal-hal kecil: memastikan anak makan dengan cukup, mendengarkan keluh kesah keluarga, hingga menenangkan luka batin yang tak selalu terlihat. Semua dilakukan dengan ketulusan, tanpa pernah meminta penghargaan.
Pernyataan Fransiscus Go menggambarkan realitas tersebut dengan jujur dan menyentuh. Menjaga hidup bukan hanya tentang melahirkan, tetapi juga tentang merawat, membimbing, dan menguatkan, bahkan ketika lelah dan harapan sering kali dikesampingkan demi orang lain. Inilah bentuk cinta paling murni yang dimiliki seorang ibu.
Hari Ibu 2025 juga menjadi ajakan untuk memaknai ulang peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Ibu bukan sekadar pendamping, melainkan pilar utama yang menopang keberlangsungan nilai, moral, dan karakter generasi masa depan. Dari tangan ibu, lahir manusia-manusia yang kelak menentukan arah bangsa.
Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, peran ibu justru semakin berat. Tekanan ekonomi, perubahan sosial, dan tuntutan peran ganda membuat banyak ibu harus berjuang lebih keras. Namun demikian, keteguhan mereka dalam menjaga kehidupan tetap menjadi sumber kekuatan bagi keluarga.
Ungkapan terima kasih sering kali terasa sederhana, namun bagi seorang ibu, pengakuan dan penghargaan memiliki makna yang mendalam. Hari Ibu menjadi ruang untuk berhenti sejenak, menoleh ke belakang, dan menyadari betapa besar peran ibu dalam setiap langkah kehidupan.
Lebih dari sekadar perayaan simbolik, Hari Ibu seharusnya menjadi komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil dan mendukung bagi para ibu. Dukungan emosional, sosial, dan kebijakan yang berpihak menjadi bentuk nyata penghormatan terhadap pengorbanan mereka.
Fransiscus Go melalui pernyataannya mengingatkan bahwa menjaga hidup adalah tindakan sunyi yang sering tidak terlihat, namun dampaknya abadi. Ibu menjaga kehidupan bukan karena diminta, melainkan karena cinta yang tumbuh secara alami dan tulus.
Pada Hari Ibu 2025 ini, sudah sepantasnya masyarakat menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya. Kepada para ibu di mana pun berada, terima kasih telah menjaga hidup, mencintai tanpa syarat, dan menjadi cahaya dalam perjalanan manusia, bahkan ketika semua itu tidak pernah diminta.





