KOSADATA – Pengusaha asal Jakarta, sekaligus penulis dan pemerhati ketenagakerjaan, Fransiscus Go mengajak kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) untuk mulai melirik dunia wirausaha di tengah gempuran era digital saat ini.
Hal itu disampaikan Fransiscus Go saat menjadi pemateri pada acara Jambore Kewirausahaan dan Kebangsaan PMKRI st. Thomas Aquinas Tahun 2023 dengan tema “Entrepreneurship Milenial Menuju Indonesia Emas 2045” yang dilaksanakan pada Selasa (13/6) di Depok, Jawa Barat.
“Wirausaha bukan hanya pekerjaan, tetapi gaya hidup yang menginspirasi kita untuk terus berkembang, belajar dan menghadapi tantangan dengan keberanian,” kata pria yang akrab disapa Frans ini, dikutip Rabu (14/6/2023).
Frans menuturkan, saat ini Indonesia tengah menghadapi bonus demografi dimana usia produktif kerja lebih banyak dibandingkan usia tidak produktif. Artinya, kata Frans, peluang sekaligus tantangan yang dihadapi kalangan milenial cukup besar dibandingkan dengan lapangan pekerjaan yang ada.
Frans menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini di Indonesia terdapat 7,99 juta orang pengangguran. Sebanyak 2,8 juta atau 33,45 persen mengalami hopeless of job atau pengangguran yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan.
“Kalau berbicara angkatan kerja, saat ini angkatan kerja di Indonesia mencapai 146,62 juta. Jumlah yang bekerja 138,6 juta. Sementara pekerja paruh waktu 36,8 juta dan pengangguran mencapai 9,6 juta orang. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 67,88 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut Frans menyampaikan, jumlah pengangguran di Indonesia berdasarkan tingkatan pendidikan cukup banyak. Lulusan SD yang menganggur mencapai 3,59 juta, lulusan SMP menganggur mencapai 5,95 juta, lulusan SMA 8,57 juta dan lulusan perguruan tinggi yang menganggur mencapai 4,80 juta orang.
“Tetapi dari total angka menganggur itu dapat diserap sampai 29,36 persen oleh sektor pertanian, 18,93 persen oleh perdagangan dan 13,58 persen oleh industri. Sementara itu, pekerja yang berusaha sendiri mencapai 20,67 persen atau berada di peringkat ke dua setelah pekerja buruh karyawan pegawai yang mencapai 36,4 persen,” sebutnya.
Saat ini, lanjut Frans, teknologi digital dan internet memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat dan sistem perekonomian. Bahkan, kata Frans, hari ini perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap bisnis pada umumnya.
Dia mencontohkan, perubahan lanskap bisnis di era teknologi digital dapat dilihat antara lain dari isu globalisasi dan keberadaan e-commerce, perubahan dalam sistem pemasaran, Metaverse dan crypto, automasi dan efisiensi operasional.
“Kemudian perubahan lanskap itu bisa kita lihat pada analitikal data dan kecerdasan AI, komunikasi dan teknik manipulasi. Tetapi, di era teknologi digital ini, pengalaman pelanggan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam wirausaha,” ucapnya.
Frans pun mengenalkan kader PMKRI kepada sebuah konsep bagaimana memulai langkah menggeluti dunia kewirausahaan. Menurutnya, wirausaha harus mengacu pada minimal lima prinsip yakni lingkungan hidup, good governance, punya sosial impact, inovasi bisnis dan mampu mengalihkan resiko.Â
“Untuk itu harus dibangun karakter dan sikap mental wirausaha yang kreatif dan inovatif, punya keberanian, punya tanggung jawab, tekun belajar, mampu dan berani mengambil keputusan, ulet dan fokus pada tujuan,” jelasnya.
Bagi milenial yang hendak mulai berwirausaha, kata Frans, mesti
faham apa yang selalu menjadi hambatan ketika bisnis hendak dimulai. Sedikitnya ada lima hambatan yang lumrah dihadapi calon wirausahawan atau startup yang baru berjalan.
“Adalah modal, persaingan, daya beli masyarakat, alam dan pemasaran menjadi hambatan yang umum ditemui. Tapi, mesti difahami bahwa wirausaha itu membawa manfaat yang sangat besar, terutama bagi kalangan milenial ini,” ungkapnya.
“Manfaat itu pertama adalah kemandirian finansial, kebebasan dan fleksibilitas, pertumbuhan pribadi dan profesionalitas, bisa membuat perubahan dan dampak positif serta keuntungan finansial yang begitu potensial,” sambungnya.
Frans pun menjelaskan bagaimana milenial akan sangat berperan dalam dunia usaha saat ini. Menurutnya, sinergi antara kelompok kolonial dan milenial sejatinya harus tetap dibangun lantaran peran milenial dalam dunia usaha dapat diterapkan pada ruang inovasi dan teknologi.
Kemudian berperan dalam wilayah kolaborasi dan jaringan dan dalam pemasaran dan komunikasi digital. Frans mengatakan, wirausaha dapat menjadi salah satu cara untuk belajar mengembangkan diri dan menjadi strategi untuk menyerap tenaga kerja.
“Ketika melihat kembali perjalanan sebagai wirausaha, kebanggaan akan mengalir karena menyadari betapa jauhnya kalian telah berkembang dan berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih baik,” tutupnya.
Sebagai informasi, PMKRI merupakan organisasi mahasiswa eksternal kampus yang beranggotakan mahasiswa Katolik dan non-katolik yang memiliki fungsi sebagai organisasi pembinaan dan perjuangan dengan asas Pancasila, dijiwai oleh nilai-nilai ke-Katolikan serta disemangati oleh kemahasiswaan.
Sumber : https://kosadata.com/read/jadi-pembicara-di-pmkri-fransiscus-go-ajak-mahasiswa-lirik-dunia-wirausaha