JAKARTA – Kunjungan Fransiscus Go bersama tim ke Gendang Ledas Toka, Desa Nanga Abang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Selasa (26/3/2024) petang, dinilai sesuatu yang luar biasa.
Pasalnya, kata warga setempat, baru kali ini ada calon pemimpin yang mau mendatangi rumah adat tersebut. Karena itu, kedatangan Frans Go didampingi Gus Deni Gunawan, Heri, dan Ari Huma, disambut secara adat.
Sore itu, sekumpulan orang berkumpul di Gendang Ledas Toka, Desa Nanga Abang, Kecamatan Borong. Mereka sudah tidak sabar dan berharap-harap cemas akan kedatangan Frans Go. Segala persiapan sudah dilakukan. Termasuk seekor ayam putih dan tuak di kendi. Mereka berpakaian adat Manggarai, karena terdiri dari tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat. Hanya berpatokan google map, Frans Go bersama tim akhirnya menemukan lokasi pertemuan.
Setelah diterima secara adat, Frans Go lalu naik ke rumah adat Gendang Ledas Toka. “Luar biasa Pak Frans Go masuk ke Gendang Ledas Toka. Ini pusat gendang yang ada di Manggarai Timur. Dan kami menerima kedatangan beliau dengan diterima baik,” ujar Blasius Tabur. Frans Go lalu diminta menjelaskan siapa dia, dan apa maksud kedatangannya? Permintaan itu dijawab diplomatis oleh putra Timor kelahiran Kefa.
“Saya bukanlah siapa-siapa. Saya lahir dan besar di Kefa. SD dan SMP di Kefa. Nanti SMA baru orangtua suruh ke Kupang. Saya alumni SMA Negeri 1 Kupang. Setelah tamat, baru ke Jawa kuliah. Saya kuliah di dua universitas, Gajah Mada dan Atmajaya. Sekarang bekerja dan tinggal di Jakarta,” papar Frans Go.
“Saya keliling Flores untuk mencari teman dan saudara. Saya tidak dalam rangka kampanye. Prosesnya masih panjang. Saya mohon dukungan bapa/mama basodara, jika nantinya Tuhan berkehendak. Intinya, mari kita memberikan yang terbaik bagi kemajuan daerah kita, NTT tercinta,” tambah Frans Go.
Menurut CEO GMT Institute itu, setelah menelusuri perjalanan roadshow Flores, ada begitu banyak potensi yang bisa dikembangkan. Kelautan dan perikanan NTT, kata Frans Go, sangat menjanjikan jika dikelola secara baik. Begitupun hasil pertanian, dimana sepanjang jalan mata dimanjakan hamparan sawah yang luas dan perkebunan.
“Alam dan kehidupan masyarakat Flores sungguh menakjubkan. Saya benar-benar kagum dibuatnya. Sejak dari Lembata hingga Manggarai Timur ini, banyak potensi atau kekayaan alam yang bisa dikembangkan. Kekayaan alam ini harus kita jaga dan syukuri, demi anak masa depan anak cucuk kita ke depan,” imbuh Frans Go.