Kupang, RNC – Pertemuan antara warga Desa Lele Maya dan calon gubernur NTT, Fransiscus Go, di kediaman Lodewik Umbu Lado pada Kamis (18/1/2024), menciptakan momen yang terkesan berkelas dan melebihi ekspektasi. Keberkelasannya tercermin dari tingkat keseriusan pertanyaan yang diajukan warga, yang bahkan mendorong CEO GMT Institute tersebut untuk menjelaskan tujuan kunjungannya ke Sumba Barat Daya, khususnya ke Desa Lele Maya. Warga dengan tegas menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung Fransiscus Go jika beliau memutuskan maju sebagai calon gubernur NTT dalam pemilihan tahun ini, dengan teriakan antusias, “Bapak bilang saja terus terang! Kalau Pak Frans Go menyatakan siap maju sebagai calon gubernur NTT, maka kami siap kerja dan mendukung bapak.”
Mendapat desakan tersebut, Frans Go, yang terkenal dengan sikap santunnya dalam berpolitik, memberikan jawaban yang diplomatis.
“Saya datang untuk mencari saudara saya di Sumba Barat Daya. Ternyata saya diterima di Desa Lele Maya. Sebuah kebanggaan bagi saya, karena bisa diterima. Saya menghargai pernyataan bapak-ibu untuk mendukung saya. Jika Tuhan berkenan, mari kita satukan langkah,” ucap Frans Go sambil menyampaikan terima kasih kepada Lodewik Umbu Lado, yang merupakan teman sekolahnya di SMA Negeri 1 Kupang.
Salah satu poin menarik dari pertemuan ini adalah ketika Frans Go menyampaikan beberapa program di bidang pendidikan dan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Sumba Barat Daya, khususnya di Desa Lele Maya. Sebagai seorang pengusaha dan pebisnis sukses, Frans Go, yang berasal dari Timor Tengah Utara, menunjukkan pemahamannya yang mendalam terhadap kondisi alam di Sumba Barat Daya. Frans Go mengusulkan pengembangan pertanian dan perkebunan sebagai langkah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan menekankan potensi pengembangan komoditas seperti kopi dan durian.
“Saya melihat potensi itu ada. Tinggal bagaimana sumber daya manusia kita ditingkatkan. Caranya, ya pendidikan anak-anak kita harus ditingkatkan. Mereka harus kuliah. Kalau ada anak yang kurang mampu namun berprestasi dan mau kuliah di UGM, hubungi saya. Nanti saya bantu. Saya orang NTT, saya punya hati,” ujar Frans Go.
Respon positif juga datang dari Umbu Gerson Bulu Bili, seorang tokoh adat di Sumba Barat Daya. Beliau menilai komitmen Frans Go terhadap pendidikan dan peningkatan ekonomi sangat luar biasa.
“Apa yang dikatakannya, sangat menginspirasi kita. Tapi terus terang, komoditi apa yang bisa jadi unggulan di Sumba Barat Daya, dan berdampak untuk kesejahteraan masyarakat? Itu karena tidak ada political will dari pemerintah setempat. Kopi misalnya. Dulu komoditi ini banyak di Sumba Barat Daya. Tapi sekarang sudah kurang. Terus ternak sapi yang sudah terdegradasi baik kualitas maupun kuantitas. Senang bisa berjumpa dengan seorang Frans Go hari ini. Kita butuh pemimpin seperti ini,” ungkap Umbu Gerson Bulu Bili.
Pernyataan ini tidak terlepas dari pengetahuan Umbu Gerson mengenai keluarga Frans Go di Kefamenanu, Timor Tengah Utara, yang diakui sebagai keluarga sederhana yang sukses berkat tekun dan rajin, serta mengutamakan pendidikan sebagai nilai utama.