KATA LOGIKA – Dalam upaya menghidupkan kembali dan merawat warisan budaya Nusa Tenggara Timur (NTT), Timor Creative People (TCP), yang diprakarsai oleh Erwin Yuan dengan supporting dari pengusaha asal Kefamenan, uFransiscus Go, telah mengambil langkah penting melalui inisiatif “NTT BERTENUN”.
Menurut Erwin Yuan, tujuan dari inisiatif ini adalah untuk merayakan dan melestarikan tenun ikat NTT, simbol kuat dari sejarah, nilai, dan identitas daerah ini.
“Tenun ikat NTT lebih dari sekedar kain; ia adalah ekspresi dari jiwa NTT itu sendiri,” kata Erwin Yuan, pendiri TCP dan Padu Padan Tenun dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/03/2024).
Sejak didirikan pada 17 Juni 2014, TCP telah menampilkan tenun NTT dalam berbagai acara, baik lokal maupun nasional, mendorong generasi muda untuk mengapresiasi dan melanjutkan tradisi tenun.
“Selain komunitas lokal, banyak model yang telah bergabung dengan TCP untuk memajukan misi ini, termasuk Tenga Araminta Nadia Riwu Kaho, Runner Up 2 Miss Indonesia 2020. Dengan dedikasi yang serupa, Ilda Saduk akan mewakili Indonesia di Universal Women 2024 di Cambodia, sementara Puteri Tanjung berkompetisi sebagai Finalis Puteri Indonesia untuk NTT II 2024, membawa pesan yang sama ke panggung yang lebih besar,” ujarnya.
Menurut Erwin, keberhasilan TCP dalam mempromosikan tenun ikat NTT juga tercermin dalam keterlibatan mereka dalam industri film. Van Jhoov, seorang model sekaligus aktor dari TCP, telah memenangkan hati penonton dan kritikus dengan perannya sebagai Damar dalam “Women from Rote Island”, sebuah film yang disutradarai oleh Jeremias Nyangoen dan meraih penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI) 2023.
Lebih lanjut, Erwin menyatakan bahwa kontribusi signifikan juga datang dari Bapak Fransiscus Go, yang berdedikasi untuk pemberdayaan sosial dan remaja di NTT, terutama melalui perannya dalam event “NTT BERTENUN” dan dukungannya terhadap Ilda Saduk di Universal Woman 2024.
“Bapak Fransiscus Go mendukung dan juga turut memastikan bahwa usaha pelestarian budaya ini juga mendorong pengembangan sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal,” tuturnya.
Dengan sekitar 30 anggota aktif dan puluhan lainnya yang terlibat, TCP terus berkembang sebagai wadah bagi para model dan pecinta budaya untuk berkumpul, berbagi pengalaman, dan mengembangkan bakat, sambil melestarikan dan mempromosikan tenun ikat NTT. Ini menunjukkan pentingnya pelestarian budaya dalam mendorong pemberdayaan sosial dan remaja di NTT, menegaskan peran setiap individu dalam memajukan warisan budaya NTT.
“Komunitas ini berdiri sebagai bukti kuat dari semangat kreatif Nusa Tenggara Timur, merayakan keindahan tenun NTT dan menginspirasi komitmen bersama untuk menjaga warisan budaya yang tak ternilai ini. Terima kasih, para model Timor Creative People, untuk setiap representasi fashion tenun yang telah kalian tampilkan dan akan menjadi harapan serta mimpi untuk NTT dan Indonesia,” tandasnya.