oleh: Fransiscus Go
1. Kerja Sama Multisektoral
Tangani stunting dengan kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, pendidikan, sektor swasta, dan masyarakat. Gereja, masjid, dan komunitas harus terlibat aktif. Di mana ada 2-3 org berkumpul di situ ada Tuhan, dan tidak ada yang terpinggirkan!
2. Peningkatan Layanan Kesehatan
Akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak harus ditingkatkan. Pemeriksaan rutin, ASI eksklusif, dan imunisasi wajib. Di desa pelosok, bangun rumah singgah untuk ibu hamil menjelang kelahiran.
3. Pendidikan dan Kesadaran Gizi
Edukasi tentang pentingnya gizi seimbang melalui program “Ibuku adalah Guruku” sangat membantu pemahaman gizi sejak dini untuk ibu hamil.
4. Akses Air Bersih dan Sanitasi
Pastikan ketersediaan air bersih dan sanitasi untuk mencegah penyakit yang memperburuk gizi anak. Program air su dekat dan desa binaan bisa jadi solusi untuk masalah air bersih.
5. Intervensi Sosial dan Ekonomi
Bantuan sosial dan pemberdayaan ekonomi keluarga memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi. Keluarga harus punya cukup sumber daya! Ada pendapatan keluarga yang tetap setiap bulan.
6. Monitoring dan Evaluasi
Sistem pemantauan yang efektif untuk mengukur keberhasilan dan menemukan area yang perlu perbaikan. Pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama harus terlibat. Pastur, pendeta, ulama diberi ruang dan kesempatan untuk boleh SPEAK UP tentang temuan stunting di wilayahnya.
7. Kebijakan dan Regulasi yang Mendukung
Kembangkan dan jalankan kebijakan serta regulasi yang mendukung pengentasan stunting. Anggaran yang cukup harus dialokasikan. Contohnya, jangan perpanjang masa jabatan Lurah atau Camat jika stunting di wilayahnya meningkat.
Kerja sama yang kuat antara semua pihak diharapkan bisa menurunkan angka stunting di NTT. Anak-anak bisa tumbuh sehat, optimal, dan siap berkontribusi untuk masa depan bangsa!
Sumber: rakyatntt