Dalam dinamika yang serba cepat dan penuh perubahan, nama Fransiscus Go, seorang praktisi bisnis dan pemerhati ketenagakerjaan, semakin menonjol sebagai tokoh kunci dalam diskusi tentang kepemimpinan adaptif dan relevan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pernyataannya dalam artikel “Pemimpin Daerah dalam Pusaran Perubahan” menekankan perlunya transformasi gaya kepemimpinan untuk menghadapi perubahan zaman.
Pandangannya terhadap adaptasi dan relevansi kepemimpinan ini mendapatkan sorotan dalam sebuah focus group discussion di Jakarta, di mana Agustinus Tetiro, pengamat kebijakan publik dan otonomi daerah dari GMT Institute, menegaskan pentingnya aplikasi konsep Fransiscus Go di NTT.
“Kepemimpinan yang tidak adaptif dan relevan akan membuat kita tertinggal,” ungkap Tetiro, yang akrab disapa Gusti.
Menurut Fransiscus Go, kepemimpinan di daerah harus dirancang secara kontekstual, mempertimbangkan kondisi unik dan kebutuhan masing-masing daerah. Kepemimpinan efektif, menurutnya, adalah yang dapat menghadirkan kesejahteraan bersama dengan memahami dan menyesuaikan diri dengan berbagai disrupsi, terutama dalam teknologi.
Gusti, menanggapi pemikiran Go, menyoroti kebutuhan NTT akan pemimpin yang adaptif, yang dapat mempersiapkan generasi pekerja terdidik dan terampil, khususnya dalam teknologi dan bisnis digital.
“Bencana sejati adalah ketika pemimpin NTT menjadi irrelevan dan tidak memahami konteks daerahnya,” katanya.
Pemimpin yang relevan, menurut Gusti, harus memahami daerahnya secara akurat, dengan data valid dan pengalaman yang otentik. Ia menekankan bahwa NTT, dengan keanekaragaman kepulauan dan budayanya, memerlukan pemimpin yang dapat memilah dan memilih kebijakan yang sesuai untuk setiap daerah.
Gusti juga menyarankan agar Fransiscus Go diberikan ruang lebih untuk berkontribusi dalam pembangunan NTT, bahkan mempertimbangkan kemungkinannya sebagai pemimpin di daerah tersebut. Dengan latar belakangnya yang luas dalam bisnis dan ketenagakerjaan, Go dianggap memiliki pemikiran dan karya yang dapat membawa perubahan signifikan bagi NTT.
“Kita perlu wajah baru untuk harapan baru di NTT, dan Pak Frans Go bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat,” tutup Gusti.
Sumber: mnctrijaya.com