Nusa Tenggara Timur – Semangat generasi milenial NTT dalam memperdalam ilmu jurnalistik terlihat jelas dalam serangkaian pelatihan yang diadakan oleh GMT Institute dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG). Pelatihan yang berlangsung di beberapa lokasi termasuk SoE, Kefamenanu, Malaka, dan Atambua ini menarik ratusan peserta dari berbagai kampus dan lembaga pendidikan.
Robert Kadang dari RakyatNTT.com, Sofa Nurdiyanti dari GMT Institute, dan Ari Huma dari GMT Institute berbagi pengetahuan mereka tentang penulisan berita yang efektif, editing, dan kode etik jurnalistik. Kegiatan ini menunjukkan pentingnya membedakan antara berita asli dan hoax, sebuah keterampilan yang semakin relevan di era digital.
Mahasiswa dan dosen, termasuk Ardi Tafui dari Institute Pendidikan Soe, merasa pelatihan ini sangat bermanfaat.
“Ini memberikan kami wawasan baru dan sangat berguna untuk mata kuliah jurnalistik kami,” ujar Tafui.
Namun, durasi pelatihan yang singkat menjadi catatan bagi beberapa peserta. “Kami berharap ada pelatihan lanjutan. Ada begitu banyak yang ingin kami pelajari, terutama dari Pak Robert,” tambah mereka.
Peserta pelatihan termasuk mahasiswa Universitas Pertahanan di Belu, yang menemukan sesi pelatihan sangat relevan dengan studi mereka.
“Kami bisa memahami perbedaan antara informasi hoax dan jurnalistik yang berkualitas,” kata mereka.
Pada sesi akhir di Kefanamau, peserta dari SMUK Warta Bhakti berkesempatan mewawancarai Robert Kadang tentang kewartawanan, praktik yang menggairahkan minat mereka dalam jurnalistik.
Direktur Utama GMT Institute, Fransiscus Go, menyatakan kebanggaannya atas prestasi anak-anak NTT di media nasional. “Sangat membanggakan melihat anak-anak NTT menyumbang karya di tingkat nasional, seperti Pak Don Bosco Selamun di Metro TV,” tutur Frans.
Pelatihan ini merupakan langkah penting dalam mendorong generasi muda NTT untuk terus berkembang dan berkontribusi pada dunia jurnalistik, baik di tingkat nasional maupun global. (KENDAL1)
Sumber: kosadata.com