JAKARTA – Siapa tidak tertarik melirik Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikenal sebagai kawasan pertambangan. Daerah kepulauan ini juga menyimpan berbagai potensi sumber daya alam untuk meningkatkan pendapatan daerah seperti destinasi wisata yang sangat panoramic.
Namun dibalik keistimewaan wilayah yang kekinian dikenal sebagai pulau Komodo itu nyatanya menyimpan kekhawatiran yang sangat besar. Provinsi ini termasuk ke dalam salah satu daerah termiskin di Indonesia. Tentu perlu kepekaan dan kepedulian tinggi dari stakeholder terutama para pemimpin, agar NTT terlepas dari stigma miskin tersebut.
Adalah Fransiscus Go, pria kelahiran Kefamenanu, Timor Tengah Utara itu saat ini merupakan salah satu pebisnis di Jakarta serta sejumlah kota lainnya di Indonesia.
Fransiscus Go adalah salah satu figur yang sejak dulu berkomitmen meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat NTT. Kecintaannya terhadap tanah kelahiran telah mendorong dirinya untuk terlibat aktif membangun NTT melalui beragam sektor.
Menghadapi kondisi “daerah miskin” ini, salah satu strategi yang diterapkan Fransiscus Go adalah dengan menuntaskan pendidikan para generasi pelanjut di NTT. Pemerhati pendidikan sekaligus filantropi asal NTT ini menyadari betul bahwa langkah nyata di bidang pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat NTT.
Sejumlah agenda sosial telah ia lakukan. Misalnya, Fransiscus Go selalu memberikan beasiswa bagi putra-putri NTT yang berprestasi, mulai dari pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan tinggi.
Bahkan beberapa di antara mereka telah diasuh dan dimentori langsung oleh figur yang akrab disapa Frans Go tersebut. Beberapa anak didik tercatat tinggal di rumahnya di Jakarta. Mereka belajar tidak hanya melalui bangku kuliah, tapi mendapatkan soft skill dan kesempatan bekerja agar lebih mandiri lagi.
“Pendidikan vokasi juga penting untuk membekali para pemuda menghadapi Era Digital,” ucap Frans Go dalam beberapa kesempatan seperti dilansir pada Katadata, Senin (03/06/2024).
Tidak hanya itu, Frans Go juga sering sekali memberikan pelatihan jurnalistik bagi para pemuda milenial, mahasiswa, dan pelajar NTT. Pelatihan jurnalistik tersebut, kata Frans Go, diharapkan dapat meningkatkan soft skill yang berguna pada Era Digital.
Pelatihan yang diselenggarakan secara bertahap di hampir semua wilayah NTT itu terbukti berdampak positif dalam meningkatkan literasi pada usia produktif di sana.